Kamis, 03 Juni 2010

Kesabaran Dan Rasa Syukur

Beberapa buku biografi dari sejumlah orang terkenal yang pernah saya baca, saya selalu terpukau dengan besarnya kesabaran dan agungnya ketabahan mereka. Deraan musibah itu mereka anggap sebagai tetesan air dingin yang memercik di kepala mereka. Mereka tak tergoyahkan laksana gunung, dan menancap jauh ke dalam kebenaran. Dalam waktu singkat mereka dapat melupakan semua kesedihan itu dan wajah mereka kembali berbinar menyorotkan cahaya kemenangan.

Ternyata kesabaran merupakan penghubung kedekatan antara kita (yang tercipta) dengan Sang Pencipta. Kesabaran adalah senyawa antara ketaatan, penghornatan, dan keiklasan dalam kehidupan kita masing masing.

Apakah kita pernah berpikir, bahwa berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki sering kali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus menerus tiada henti? Apakah kita merasakan bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang gampang, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah?

Perasaan syukur merupakan kunci untuk merasakan nikmat atau bahagia. Dalam keadaan apapun, harus selalu bersama Sang Pencipta di setiap saat. Apabila tidak ada rasa syukur, maka apapun yang kita rasakan, kenikmatan atau bahagia itu tidak ada. Di dalam rasa syukur, maka akan ada iman, optimis, positive thinking terhadap Sang Pencipta.

Didalam pribadi yang sabar dan syukur, tak ada hal yang salah ataupun benar, karena kebenaran itu sendiri ada pada Sang Pencipta. Cinta dan kasihNya mewarnai ruh kehidupan.

0 komentar:

Posting Komentar