Selasa, 31 Agustus 2010

Kekasih Gelap

Ku mencintaimu lebih dari apapun

Meskipun tiada satu orangpun yang tahu

Ku mencintaimu sedalam-dalamnya hatiku

Meskipun hanya kekasih gelapku

Yakinlah bahwa engkau adalah cintaku

Yang kucari selama ini dalam hidupku

Dan hanya padamu kuberikan sisa cintaku

Yang panjang dalam hidupku

Kumencintaimu sedalam-dalamnya hatiku

Meskipun engkau hanya kekasih gelapku

Kumencintaimu lebih dari apapun

Meskipun tiada satu orangpun yang tahu

Kumencintaimu sedalam-dalam hatiku

Meskipun engkau hanya kekasih gelapku

Kekasih gelapku

Mereka berdua menyimak dan menghayati lagu dari group band ‘ungu’, yang dinyanyikan oleh Pasha, sampai lagu itu tak terdengar lagi melodinya. Sang lelaki memegang kendali, di balik kemudi yang dikendarainya dengan cermat dan hati-hati. Sepertinya sang lelaki tidak mau masuk ke lubang jalan yang membuat wanitanya terguncang oleh lubang. Maka dia kemudikan sangat hati-hati. Hati-hati sekali.

Sang wanitapun meresapi syair lagu itu dengan begitu dalamnya. Apakah lagu itu diciptakan khusus untuknya? Atau hanya kebetulan mirip dengan perjalanan hidupnya. Dari balik kaca jendela kendaraan yang mereka tumpangi tampak hujan turun begitu lebatnya. Hujan itu disebarkan oleh langit merata di bumi. Udara pendingin di dalam kendaraan terasa kalah dingin oleh guyuran hujan dari luar. Terasa menusuk ke dalam pori-pori kulit. Bulu tangan jadi berdiri, menggigilkan tengkuk. Hujan seperti tirai benang panjang, tak berhenti. Ujung-ujung hujan menari di jalannan. Pepohonan basah. Tampak burung melipat sayapnya yang lelah. Melawan dinginnya muram hati. Apakah sang petualang tau tentang rindu dan sepi?

Sang lelaki yang berada di balik kemudi, membaca apa yang ada dalam pikiran sang wanita. Maka ia menegaskan, bahwa lagu itu diciptakan untuk sang wanita kekasih gelapnya yang duduk di sampingnya itu. Betapapun hanya diberi sisa cintanya sang kekasih gelapnya tak memusingkannya.

Apakah lelaki hanya memiliki satu cinta? Seperti aliran sungai. Bisa mengalir kemana-mana belok ke kiri belok ke kanan. Tapi sebenarnya satu arus saja. Karena sejauh debur ombak. Arus sungai tak pernah lupa pada batu-batu, pasir dan para lumut.setabah itu arus menuju muara, membelah ombak. Arus melewati sejarah lengang, dan panjang. Dari hulu menuju samodra yang selalu riuh dengan ombak. Ombak selalu pulang ke pantai. Membuat istana pasir, mungkinkah? Ombak pergi ombak datang. Pantai begitu setia dan sabar menerima ombak.

Sebagai kekasih gelap. Apakah seperti fatamorgana? Yang selalu mengelabuhi pandangan. Fatamorgana selalu ada di saat matahari memancarkan sinarnya dengan terang. Fatamorgana indah dari jauh. Seperti genangan air yang cemerlang penuh dengan uap di tengah jalan beraspal. Tetapi jikalau didatangi kemana air itu?

Hujan telah mereda, dari kejahuan terlihat matahari yang menyembul di balik bukit nan hijau, begitu indahnya dan sangat anggun. Ternyata semua itu mengelabuhi pandangan. Setelah di dekati kehijauan itu tampak pecah cokelat dan bolong-bolong gundul. Dalam menyusuri bukit sang wanita sepertinya merasakan betapa sakit dibabat habis, dibakar sampai asap-asap mengabut kelabu seperti hatinya. Sampai kapan perih itu berakhir? Setelah menyusuri bukit, di kiri kanan jalan tampak sepasang kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya diantara bunga-bunga dan kemilau cahaya matahari. Bunga-bunga itu seperti menaiki puncak gelombang cahaya di antara mega yang berarakan, tampak kemilau permata nan mewah. Kegembiraan sepasang kupu-kupu membuncah diantara bunga-bunga yang mulai mekar yang tiada habis. Tak terputus oleh tepian aliran sungai.

Apakah sang wanita mempunyai mata hati? Kenapa dia mau saja menyandang sebutan sebagai kekasih gelap? Bukankah mata hati itu bagian darihidup yang tak pernah lepas. Mata hati tak pernah bosan mengirimkan tanda-tanda kapan berhenti, kapan berpikir ulang, untuk melakukan sesuatu. Yang berupa rasa tak nyaman, tak patut dan tak layak. Mata hati akan terasah, dengan memberi tanda-tanda secara nyaring. Mata hati akan bisa berbagi, berempati, peduli dan respek terhadap orang lain. Mata hati bisa menjadi kunci untuk kejernihan hidup, terutama untuk yang tidak berdaya. Apakah mata hati sang wanita telah pupus? Kenapa sang wanita masih mau menjadi kekasih gelap? Kenapa tidak merasa bersalah?Apa karena ia hanya minta sedikit saja, tidak banyak, dari sisa candu yang menjadikannya terbang ke awan?

Sang lelaki memikirkan kehidupannya sendiri. Kenapa jikalau berada di rumah sering berselisih pendapat? Bagaimana bila jeda sesaat dari keributan dan keramaian? Apakah satu sama lain tak paham akan laku masing-masing? Marilah kita lihat aliran air yang terus bergerak menuju lautan yang mengumpul, di setiap perjumpaan melebur menjadi satu.

Sang wanita kekasih gelap itu sangat jauh dari hiruk-pikuk kehidupan yang tak tentu rimbanya. Mungkin dia sadar posisinya. Karena di dalam hatinya selalu tertanam, bahwa dialah yang paling hina. Maka dari itu, tak ada pilihan yang lebih baik untuk menemukan kebahagiaan, kecuali rendah hati. Karena meletakkan diri di tempat terendah, tak seorangpun bisa menghina. Karena tak bisa dihina , dia bahagia dimanapun berada. Mungkinkah ini yang membuat sang lelaki tak bisa melepaskannya. Dan kekasih gelap itu telah berubah menjelma sebagai cahaya yang menyejukkan mata,cerah menenangkan hati. Ah, sang wanita menari di dalam kehidupan kekasihnya. O, langit terbuka, angin semilir menari-nari, tertawa berlayar menuju daratan.

Di saat dalam kesendiriannya, sang wanita berpikir. Kenapa mau saja menjalani hidup seperti ini? Apakah ia hanya menuruti kata hatinya? Bahwa cinta itu mengandung lebih banyak kesedihan dari pada keindahan. Karena keindahan lahir dari kesedihan. Dia suka mendengarkan keindahan suara seruling nan merdu itu. Tahukah bahwa seruling itu dibuat dari ratapan bambu yang dipotong, dibelah paksa, diraut, dilubangi dan dihaluskan? Karena itu sang wanita ikut merasakan, bahwa ada kekuatan dalam kasih. Karena orang yang mengasihi adalah orang yang kuat. Kasih bisa mengalahkan keinginan diri sendiri. Dan kasih itu sabar yang sanggup menanggung segalanya . kasih tidak merasa disakiti. Kasih itu keindahan seutuhnya, di saat memberi tanpa merasa kehilangan walaupun kasih berlalu. Karena kasih sejati selalu tumbuh dan hidup di hati.

Di sepanjang perjalannan sang wanita menyimak kata-kata sang lelaki. Bahwa lebih enak jadi kekasih gelap, karena tidak ribet, tidak memikirkan tagihan utang. Disetiap pertemuan selalu penuh canda ria, baik-baik saja, selalu dipenuhi kebahagiaan, dan tidak pernah memikirkan yang sedih-sedih. Apakah ini kebahagiaan?

Di dalam hati sang wanita, timbul beberapa pertanyaan, kenapa tak banyak orang mau menjalani hidup seperti dirinya. Apakah tidak tahu, atau atau tidak mau? Apalah artinya pohon tanpa akar? Apalah artinya sungai tanpa mata air? Apalah artinya rumah tanpa tiang? Apalah artinya keluarga tanpa suami? Apalah artinya keluarga tanpa ayah? Apalah artinya keluarga tanpa anak? Apalah artinya suami yang kurang tulus dan melindungi anak istri? Disepanjang perjalanan itu seperti melewati lorong yang amat panjang. Dalam kebisuannya sang wanita bertanya yang tak pernah terjawab. Apakah cinta yang ada merupakan ego yang tersisa? Sunyi itu tak mampu menjawab.

Kata-kata sang lelaki masih terngiang-ngiang, sebagai kekasih gelap lebih dihargai, disayangi dan tidak pernah saling memarahi. Sang wanita sangat mengerti, bahwa kata-kata bisa memahami seseorang. Kata-kata bisa mengetahui kehidupan seseorang. Sang wanita itu sangat menyadari, seseorang harus memahami orang lain. Seseorang harus bisa menghormati kebahagiaan orang lain. Setiap orang tak boleh hanya memikirkan kebahagiaan diri sendiri.