Sabtu, 13 November 2010

Mengenang Ibu

Cinta Ibu adalah tanpa syarat
Apa yang harus kulakukan Cuma menjadi diriku inilah, menjadi anaknya
Cinta Ibu tak perlu diminta
Karena Ibu adalah perahu, maka Ibu membawa anak-anak ke dermaga kebahagiaan,
Anak-anak adalah penumpang, perahu akan mengembangkan layarnya, untuk membawa anak-anak sampai tujuan dengan selamat
Ibu merupakan pelepas dahaga, jika kita merasa haus
Ibu sebagai penyejuk di saat kita kepanasan
Ibu bisa membawa jalan tengah, jika kita bimbang
Ibu selalu memberi, tidak seperti neraca yang selalu dipertimbangkan
Ibu selalu identik dengan kasih, disetiap elusannya sebagai tetes embun di pagi hari
Ibu sebagai matahari yang selalu menyinari kehidupan
Ibu sebagai lilin di tengah kegelapan
Ibu kasihmu sangat abadi

Maka untuk
Bunda akan kurangkai mutiara di lehermu dengan air mata kasih dan terima kasihku
Bintang gemerlap keemasan mengikat pergelangan tangan, dari cahaya bintang dan rembulan, sebagai penghias tanganmu
Tetapi kau pindahkan semua perhiasan dan kau gantungkan di dadamu
Kau bentuk karakter dan prinsip sedemikian rupa
Sedihku selalu kau ambil alih kau ganti dengan kegembiraan
Engkau selalu menghadiahi senyum beserta restumu Bunda

(Mengenang 10 tahun wafatnya almarhumah ibunda Y.R. Suyatmi Sukardi. Rest In Peace, Trenggalek 15 November 2000-2010)

0 komentar:

Posting Komentar