Selasa, 16 November 2010

Cerita Untuk Anakku

Kalau Mom bawakan mainan berwarna, apakah kau tahu kenapa anakku?

Lihatlah di kolam banyak permainan aneka warna yang mengapung di permukaan air,

Mengapa ada bunga teratai berwarna-warni?

Karena hidup memang berwarna anakku

Kalau Mom bernyanyi, lalu kakak memetik dawai gitar dan kau memetik dawai bass,

Tahu benarlah Mom, mengapa ada lagu di dalam daun dan mengapa ombak mengirimkan suaranya sampai ke hati bumi?

Karena hidup penuh rahasia anakku

Kalau Mom bawakan cokelat, kau pasti memeluk Mom

Apakah kau tahu, mengapa ada madu di kelopak bunga, dan mengapa buah-buahan berasa manis?

Karena hidup ini memang manis anakku

Kalau Mom cium keningmu , engkau pasti tersenyum buah hatiku

Pastilah Mom tahu, apa bahagia itu yang mengalir dari langit lewat matahari pagi, dan menikmati sejuknya musim panas yang mengusap badanmu

Karena hidup penuh kebahagiaan dan kehangatan anakku

Kalau Mom cium pipimu, engkau pasti tersenyum juga anakku sayang

Tahukah hidup itu penuh kasih dan damai

Kalau Mom berkata jadilah anak yang jujur, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab,

Karena itu dalah bagian dari kehidupan anakku.

(16 tahun yang lalu kau di lahir di Palembang, 16 November 1994 )

Sabtu, 13 November 2010

Mengenang Ibu

Cinta Ibu adalah tanpa syarat
Apa yang harus kulakukan Cuma menjadi diriku inilah, menjadi anaknya
Cinta Ibu tak perlu diminta
Karena Ibu adalah perahu, maka Ibu membawa anak-anak ke dermaga kebahagiaan,
Anak-anak adalah penumpang, perahu akan mengembangkan layarnya, untuk membawa anak-anak sampai tujuan dengan selamat
Ibu merupakan pelepas dahaga, jika kita merasa haus
Ibu sebagai penyejuk di saat kita kepanasan
Ibu bisa membawa jalan tengah, jika kita bimbang
Ibu selalu memberi, tidak seperti neraca yang selalu dipertimbangkan
Ibu selalu identik dengan kasih, disetiap elusannya sebagai tetes embun di pagi hari
Ibu sebagai matahari yang selalu menyinari kehidupan
Ibu sebagai lilin di tengah kegelapan
Ibu kasihmu sangat abadi

Maka untuk
Bunda akan kurangkai mutiara di lehermu dengan air mata kasih dan terima kasihku
Bintang gemerlap keemasan mengikat pergelangan tangan, dari cahaya bintang dan rembulan, sebagai penghias tanganmu
Tetapi kau pindahkan semua perhiasan dan kau gantungkan di dadamu
Kau bentuk karakter dan prinsip sedemikian rupa
Sedihku selalu kau ambil alih kau ganti dengan kegembiraan
Engkau selalu menghadiahi senyum beserta restumu Bunda

(Mengenang 10 tahun wafatnya almarhumah ibunda Y.R. Suyatmi Sukardi. Rest In Peace, Trenggalek 15 November 2000-2010)