Senin, 31 Mei 2010

Ruh Manusia - Human Spirit

Setelah membaca buku “Kunci Tasawuf: Menyingkap Rahasia Kegaiban Hati” oleh Syaikh Abdul Qadir Jailani, ruh manusia itu hanya ada dalam dua keadaan, yaitu keadaan bahagia dan keadaan sengsara. Apabila dalam keadaan sengsara atau menderita, maka muncullah perasaan-perasaan rendah, gelisah, gundah, muram, tidak iklas, mengkritik dan menyalahkan Allah, tidak sabar dan tidak bertawakkal, sehingga lahirlah akhlak buruk, menyekutukan Allah dengan makluk dan akhirnya tidak percaya. Dan apabila sedang merasa senang, maka ia menjadi mangsa ketamakan dan kerakusan serta hawa nafsu kebinatangan. Nafsunya tidak pernah merasa puas, sehingga ia tidak pernah lepas dari kesusahan dan penderitaan.

Jika ketika dalam kesengsaraan, maunya agar kesengsaraan itu dihilangkan. Apabila diberi kesenangan dan kemewahan tidak membuat senang, tetapi malahan membuat tamak, dengki, ingkar dan melakukan dosa serta melupakan penderitaan yang pernah dialami..maka akan kembali ke keadaan semula yaitu kesusahan dan penderitaan yang pernah dialami. Apakah dengan cara dihukum akan menjadi sadar dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan noda. Sebab, kesenangan dan kebahagiaan itu tidak dapat menyelamatkan, sedangkan kesengsaraan dan penderitaan menyelamatkan.

Sekiranya penderitaan, kesusahan dihilangkan, maka berbuat baik, patuh dan ikhlas kepada Allah, maka akan baik dikemudian hari. Oleh karena itu siapa yang menghendaki keselamatan hidup dunia dan akhirat, maka hendaklah bersabar, bertawakal kepada Allah.

Ada sebuah hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Atha bin Abbas yang diterimanya dari Abdullah bin Abbas. Diceritakan bahwa Ibnu Abbas pernah berkata, “Ketika aku menunggang kuda di belakang Nabi Muhammad s.a.w.. beliau bersabda kepadaku, “Wahai anakku, jagalah atau peliharalah kewajibanmu terhadap Allah, niscaya Allah memeliharamu dan peliharalah kewajibamu terhadap Allah, niscaya kamu akan mendapatkan Allah berada di hadapanmu.”

Oleh karena itu, apabila kita meminta mintalah kepada Allah dan apabila memohon memohonlah kepada Nya. Apabila kita mampu melakukan seluruh perintah Allah dengan iklas maka kita harus lakukan. Tetapi jika tidak mampu lebih baik bersabar terhadap sesuatu yang tidak kita sukai,mungkin dibalik itu terdapat kebaikan. Sesungguhnya pertolongan Allah itu datang melalui kesabaran. Dan bersama kesusahan itu terdapat kesenangan. Setiap orang yang beriman hendaklah menerapkan hadits Nabi ini, agar selalu mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat kelak serta menerima rahmat dan kasih sayang Allah.

0 komentar:

Posting Komentar